Pada saat ini media transaksi elektronik menjadi primadona bagi masyarakat maupun industri perbankan. Dengan cepatnya perkembangan zaman, di Industri keuangan dalam kegiatan operasionalnya menggunakan teknologi informasi yang berupa e-banking. Kebutuhan akan pelayanan e-banking akan sangat meningkat dikarenakan tuntutan kebutuhan pengguna dimasa depan yang semakin meningkat.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah banyak menggunakan transaksi berupa teknologi yang berwujud electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking, internet banking dan lainnya.
Menurut Simon Kemp (2022), menunjukkan data bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada bulan Januari tahun 2022 sebanyak 204,7 juta dengan penetrasi mencapai 73,7 persen. Mengalami kenaikan sebanyak 1,0 persen atau 2,1 juta orang, dari tahun sebelumnya 2021. Artinya, dari total 277,7 juta populasi di Indonesia, sebesar 63,1 persennya telah terkoneksi internet. Hasil survai ini menandakan bahwa kedepannya aktivitas yang ditunjang oleh internet akan terus berkembang dan digunakan oleh lebih banyak orang. Dengan meluasnya penggunaan ponsel pintar atau smartphone yang dilengkapi dengan berbagai fitur-fitur kemudahan penggunaanya, mengakibatkan peningkatan jumlah pengguna internet. Berikut datanya:
Sumber : https://datareportal.com |
Kehadiran e-banking sebagai media alternatif dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi nasabah suatu bank. Hal ini menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki internet itu sendiri dimana seseorang Ketika ingin melakukan transaksi melalui layanan e-banking dapat melakukannya anytime and anywhere. Hal tersebut bisa menjadi salah satu pemicu munculnya orang-orang jahat yang akan menguntungkan dirinya, dengan berbagai jenis kejahatan perbankan berbasis digital hadir di sekitar kita.
Media internet saat ini, sudah berhasil mendesak kemajuan berbagai aspek kehidupan teknologi masyarakat, Pemanfaatan layanan e-banking bagi industri perbankan dalam memberikan layanan, tidak terlepas dari tindak kejahatan yang berpotensi mengalami kegagalan sistem dan sekelompok orang yang dengan sengaja melakukan kejahatan.
My Experience
Berkaitan dengan kejahatan siber, saya masih ingat beberapa tahun lalu, sekitar 3 tahun lalu saat saya lulus dari SMA saya menerima email dan pesan yang masuk, dalam pesan tersebut tertulis kalau saya menerima undian dari Bank sebesar Rp 75.000.000. Orang tersebut mengetahui data saya secara lengkap dan alamat pun cukup mirip sehingga kalau tidak teliti maka akan mengira akun tersebut benar. Sebagai seorang pelajar yang belum mengetahui dan minimnya pengalaman waktu itu, Ketika mendapatkan informasi tersebut saya merasa sangat senang bahwa saya ingin mendapatkan hadiah yang sangat lumayan besar nominalnya, beberapa jam setelah saya mendapatkan informasi tersebut saya langsung menghubungi nomor terkait dan ternyata ada beberapa persyaratan saat proses pencairan uangnya, kata orang yang menghubungi saya itu disuruh transfer uang terlebih dahulu untuk biaya pajak dan administrasi. Waktu itu saya langsung tanya ke orang tua untuk melakukan transaksi tersebut supaya mendapatkan uangnya dan orang tua saya juga mengijinkannya karena saya tinggal di desa yang belum tau tentang hal tersebut. Alhamduliahnya Ketika saya ke bank untuk melakukan transfer, Ketika sudah di Bank saya cerita ke teller bahwa saya akan mentransfer uang soalnya uangnya cukup besar untuk membayar pajak dari undian hadiah dan karyawan dari bank memberikan saran dan masukkan kepada saya kalau informasi yang saya dapatkan tersebut bisa dikatakan penipuan, berasal dari orang yang tidak dikenal. Akhirnya saya tidak jadi melakukan transfer tersebut. Ketika saya sampai rumah orang yang mengirimkan informasi ke saya menelfon kembali, kemudian tidak saya respon lagi karena saya merasa takut. Alhamdulilah saya bersyukur bisa terhinar dari kejahatan tersebut.
Jenis Kejahatan Perbankan Berbasis Digital
Skimming
Skimming dilakukan dengan cara mencuri data kartu kredit untuk menarik dana di rekening tersebut. Untuk melakukan teknik ini, oknum melakukan pemasangan alat pada ATM atau mesin EDC sehingga dapat menggandakan data yang terdapat pada pita mengetik ATM. Dengan kartu ini oknum akan bisa menguras uang korban.
Phising
Kejahatan pengelabuan, cara penipu malakukan kegiatan ini dengan cara mengirimkan link palsu, website bodong dan sebagainya dengan tujuan mendapatkan data berupa identitas diri, password, kode pin, dan kode OTP pada akun digital korban.
One Time Password
One Time Password yaitu kode yang biasanya dikirimkan kepada pelanggan saat melakukan transaksi. Jika korban memberikan nomor OTP ke orang lain, maka penipu akan memiliki akses untuk mengambil uang yang ada di rekening pemilik
Sim Swap
Kejahatan ini dilakukan dengan cara mengambil alih kartu SIM ponsel seseorang untuk meretas data rekening di bank
Pentingnya Literasi Teknologi Digital
Literasi digital yaitu suatu yang dibutuhkan di era informasi saat ini, agar semua masyarakat bisa meningkatkan kemampuannya di dunia teknologi digital.
Dalam era bisnis global, pengaruh kemajuan teknologi informasi tidak dapat dihindarkan dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi keuangan mengakibatkan munculnya modus baru untuk melakukan kejahatan online. Berdasarkan situs website keminfo.com, Indonesia sendiri menjadi nomor 2 peringkat mengenai tingkat kejahatan cyber. Belum lagi akhir-akhir ini berita kebocoran data konsumen sudah semakin banyak. Kasus terbaru adalah data pengguna kartu seluler dan KTP yang bocor dan diperdagangkan di internet.
Tips Terhindar dari Kejahatan Siber
BRI membuat sebuah komunitas Gerakan Nasabah Bijak sebagai Penyuluhan Digital untuk mengedukasi tentang literasi keuangan kepada masyarakat luas. Berikut tips agar aman dan terhindar dari penipuan siber :
- Tidak memberikan data tentang diri pribadi kita dalam bentuk apapun ke sembarang orang. Seperti username, password, kode OTP
- Jangan pernah memposting identitas diri kitas seperti tanggal lahir, nama ayah, nama ibu, NIK ke akun sosial media, karna ini juga bisa disalahgunkan orang yang tidak dikenal
- Info yang sangat penting bahwa Bank BRI tidak pernah melakukan pengiriman data nasabah melalui via sms atau email. Yang harus kamu tau BRI hanya memberikan informasi melalui via BRI-info
- Bila mendapatkan aktivitas mengatasnamakan BRI, nasabah diharap menghubungi call center untuk cek n ricek ke no 14017 atau 1500017
- Sebagai nasabah yang Bijak tetap Waspada dan Hati-hati bila mendapatkan kode OTP tanpa ada Transaksi.
Menjadi Nasabah Bijak
Dari pengalaman saya 3 tahun lalu yang hampir menjadi korban penipuan dan juga melihat banyaknya korban penipuan, sudah saatnya masyarakat Indonesia merasa aman dan terlindungi sebagai nasabah bank.
BRI menggandeng Penyuluh Digital bersama komunitas Gerakan Nasabah Bijak untuk mensosialisasi literasi keuangan khususnya perbankan agar lebih hati-hati dan waspada menghadapi penipu di sekeliling kita.
Gerakan Nasabah Bijak
Mulai dari keprihatinan tersebut ada Gerakan yang bisa membantu nasabah tentang literasi keuangan, dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap modus kejahatan. Gerakan ini hadir menjadi komunitas untuk menjadi nasabah bijak. Dengan kehadiran Gerakan nasabah bijak diharapkan masyarakat bisa terbantu.
Beberapa tips yang bisa saya berikan agar kita menjadi nasabah bijak yang terhindar dari berbagai kejahatan yang ada terutama perihal keuangan. Semoga bermanfaat dan Tetap waspada.
Thank You For Reading.
Posting Komentar
Posting Komentar